Sya’ban
semakin bergegas meninggalkan perputaran waktu. Ia pun akan segera digantikan
dengan bulan baru. Tak terasa kedatangan Ramadhan tiba. Menjadi bagian dari
sendi waktu setiap manusia. Aroma kedatangannya melingkupi seluruh penjuru
langit dan bumi. Semua ciptaanNya pun kian mempersiapkan diri untuk menyambut
mesra kedatangan bulan ini.
Ramadhan
adalah bulan istimewa bagi yang ingin menjadi istimewa. Ramadhan menyimpan
sejuta nikmat. Sangat disayangkan jika ada insan yang menyambut Ramadhan dengan
persiapan yang biasa-biasa saja dan menyelaminya dengan aktivitas normal
seperti bulan-bulan lain. Dan lebih disayangkan lagi jika masih ada yang belum
mengetahui keutamaan Ramadhan bagi setiap insan yang melabelkan dirinya sebagai
seorang muslim. Karena kehilangan setiap keutamaan yang ada dalam Ramadhan
adalah kerugian terbesar dalam rangkaian tahun yang dijalani.
Setiap
fase kehidupan ada masa ta’aruf (perkenalan). Tujuannya adalah agar setiap fase
yang dilalui dipahami identitasnya dan diselami keberadaannya. Pepatah
mengatakan bahwa “Tak Kenal Maka Tak Sayang”, dan untuk mengenal maka ada
proses Ta’aruf. Tidak akan mungkin ada suatu hikmah mencintai jika sebelumnya
belum ada proses ta’aruf. Dan bagaimana mungkin seseorang bisa mengetahui
indahnya Ramadhan jika dia tidak mencari bagaimana makna keindahan tersebut dan
bagaimana pula seseorang bisa berkata saya mencintai Ramadhan jika dia tidak
mengenal lebih dalam bulan ini dan tidak melakukan perubahan aktivitas yang
signifikan dalam menyalurkan rasa cintanya tersebut.
Keutamaan
Ramadhan
Keutamaan bulan ini telah dideskripsikan sendiri oleh Nabi
SAW dalam khutbah baginda Rasulullah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibn
Huzaimah dalam kitab Shahihnya. Dalam khutbahnya, Rasulullah menegaskan bahwa
Ramadhan adalah bulan yang agung dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam
yang nilai (amal shalih) di dalamnya lebih baik dari seribu bulan. Allah
menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan
malamnya sebagai perbuatan sunnah (tathawwu’). Siapa saja yang mendekatkan diri
kepada Allah dengan mengerjakan satu kebaikan, maka nilainya sama dengan
mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan lain. Siapa saja yang mengerjakan satu
perbuatan wajib, maka nilainya sama dengan mengerjakan tujuh puluh kebaikan di
bulan yang lain. Ramadhan juga adalah bulan kesabaran dan kesabaran itu
balasannya surga. Ramadhan juga sebagai bulan tolong-menolong (ta’awun), di
mana di dalamnya rezeki seorang mukmin bertambah. Siapa saja yang memberikan
buka kepada orang yang berpuasa, maka itu akan menjadi maghfirah bagi dosa-dosanya,
penyelamatnya dari api neraka, dan dia memperoleh pahala yang sama seperti
orang yang berbuka puasa itu, tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala orang
tersebut.
Di bulan ini, Allah SWT telah menurunkan Al-Qur’an,
sebagaimana dituturkan Allah dalam surat Al-Baqarah: 185. Ayat pertama yang
diturunkan kepada Rasulullah adalah ‘Iqra’, diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan
13 SH atau bulan Juli 610 M. Karena itu, bulan ini juga disebut Syahr Al-Qur’an
(Bulan Al-Quran). Maka, jaga tilawah setiap harinya. Isi setiap waktu yang
kosong dengan tilawah. Mari bersama melakukan khatam Al-Qur’an. Minimal satu
kali khatam. Insya Allah.
Rasulullah Muhammad SAW menuturkan: “Jika memasuki bulan
Ramadhan, maka semua pintu langit dibuka, dan pintu-pintu neraka Jahannam
ditutup, sementara syaitan dibelenggu.” (HR. Al-Bukhari, Muslim,
An-Nasa’i, dan Ibn Hibban). Tidak hanya itu, Allah pun menjanjikan pahala
yang besar bagi mereka yang menghiasi Ramadhannya dengan perbuatan baik.
Melakukan satu amalan sunnah, pahalanya sama dengan amalan fardhu di bulan
lain. Melakukan satu amalan fardhu, nilainya dilipatgandakan menjadi 70 kali di
bulan lain. Karena itu Rasulullah menggunakan bulan ini untuk melipatgandakan
amal shalih. Dalam riwayat Ibnu Abbas, dituturkan bahwa Nabi adalah orang yang
paling dermawan dan lebih dermawan lagi ketika bulan Ramadhan, saat
Jibril menemui baginda Rasulullah Muhammad SAW untuk mengecek hapalan Al-Qur’an
beliau.
Di bulan suci ini pula, Rasulullah dan para sahabat berhasil
menaklukkan kota Mekah, tepatnya pada bulan Ramadhan 8 Hijriah. Penaklukan kota
Mekah ini disebut sebagai penaklukan agung (Al-Fath Al-A’dham). Kaum Kafir
Quraisy pun berbondong-bondong masuk Islam, termasuk Abu Sufyan dan para pemuka
kafir Quraisy. Dan pada saat itulah turun perintah untuk menghancurkan berhala
dari sekitar Ka’bah. Karena itu, Ramadhan juga dikenal sebagai Syahru Al-Jihad
wa Al-Intishar (bulan Jihad dan Kemenangan).
(Summary
Kajian Akhwat di TMMIN pada 13 Juli 2012)
Keutamaan
di atas tidak akan pernah kita temui di bulan-bulan lain. Ia hanya Allah hadirkan
di bulan istimewa ini yang kedatangannya tinggal dalam hitungan hari.
Keutamaan-keutamaan tersebut adalah lampu pijar bagi kita untuk mengejar target
ibadah yang telah dipersiapkan. Maka seorang muslim yang sadar, tidak akan
menyiakan-nyiakan sedikitpun kesempatan di bulan istimewa ini di mana semuanya
dihidangkan oleh Allah dengan keistimewaan masing-masing.
Jika
1 perbuatan wajibnya nilainya 70 kali perbuatan wajib di luar bulan Ramadhan,
maka jika dikalkulasi dalam satu hari ada 5 kali shalat dan 1 puasa, berarti 6
perbuatan wajib dikalikan 70, sama dengan 420 perbuatan wajib. Maha Besar Allah
yang menganugerahkan kita pahala yang kian besar. Dan yang tersebut demikian
itu adalah perbuatan wajib, belum lagi amalan sunnah lainnya. Dan belum lagi
perhitungan jika muslim tersebut juga berdakwah yang notabene hukumnya wajib.
Maka terus semangatlah teman-teman
seperjuangan dakwah.
Jangan pernah lewatkan moment kemenangan ini.
Bulan yang penuh maghfirah dan ladang amal terbaik.
Mari kita hiasi detik-detik bersamanya dengan sebaik-baiknya amal dan semulia-mulianya akhlak.
Kemudian rendahkanlah diri memohon kepada Rabbul ‘alamin agar mengampuni dosa-dosa kita sebelumnya.
Semoga kita dimuliakanNya dengan meraih kesempurnaan Taqwa di sisiNya.
Aamiin yaa Robbal ‘alamiin.
Jangan pernah lewatkan moment kemenangan ini.
Bulan yang penuh maghfirah dan ladang amal terbaik.
Mari kita hiasi detik-detik bersamanya dengan sebaik-baiknya amal dan semulia-mulianya akhlak.
Kemudian rendahkanlah diri memohon kepada Rabbul ‘alamin agar mengampuni dosa-dosa kita sebelumnya.
Semoga kita dimuliakanNya dengan meraih kesempurnaan Taqwa di sisiNya.
Aamiin yaa Robbal ‘alamiin.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/07/21647/sang-tamu-istimewa-ramadhan-yang-mulia/#ixzz20ruXlXtU